Sponsor

Custom Search

Kamis, 18 Agustus 2011

Mengendalikan Amarah Dalam Jiwa

Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.

Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.

Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.


Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.

Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”

Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Terima Kasih Ayah, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.

Baca Selengkapnya......

Kemauan dan Keyakinan Diri

Bersyukurlah kalian atas apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kalian . Karena tidak setiap orang dapat merasakan nikmat memiliki kelengkapan tubuh seperti kalian . Namun ingatlah , besok , lusa atau satu detik dari sekarang Allah SWT dapat mencabut salah satu nikmat itu . Oleh karena itu , gunakanlah nikmat tersebut untuk hal – hal yang bermanfaat , tentunya untuk kebaikan terhadap sesama . Tapi , janganlah kalian berputus asa atas apa yang telah di berikan Allah SWT kepada kalian , karena yang pasti Allah maha tahu apa yang terbaik untuk kita .


Pada cerita kali ini saya terinspirasi dari saudara kita yang kurang beruntung , namun saya sangat kagum kepada mereka . Karena belum tentu kita yang sempurna ini dapat melakukan hal seperti apa yang mereka lakukan . Cobalah renungi sejenak , apabila satu hari saja kedua mata kita ini ditutup , begitu banyak hal yang mudah dilakukan akan terasa sangat sulit . Contohnya , Bagaimana kita bisa membaca jika kita tidak melihat tulisan ? Bagaimana kita bisa berjalan ke suatu tempat jika kita tidak bisa melihat jalan ? Dan masih banyak bagaimana – bagaimana lainnya jika saya jabarkan satu persatu yang biasa mudah kita lakukan akan terasa sulit . Dan cobalah renungkan sekali lagi , Jika kita tidak dapat melihat seumur hidup kita , apa yang akan kita lakukan ? Kebanyakan orang yang mengalami ini akan putus asa dan mengambil jalan pintas saja seperti bunuh diri . Naudzubillahiminzalik .
Namun saya sungguh kagum kepada saudara – saudara kita yang sejak lahir tidak dapat melihat indahnya dunia ini . Berbeda dengan kita , Kita yang di anugerahi kesempurnaan oleh Allah SWT , bisa melihat dan merasakan indahnya dunia ini . Kita bisa melihat Matahari , Bulan , Pantai , Danau , Gunung , Pohon – pohon yang menjulang tinggi , wajah yang tampan , wajah yang cantik , dan banyak sekali ciptaan – ciptaan Allah SWT yang takkan pernah habis jika kita berfikir . Tapi sangat disayangkan , nikmat yang Allah berikan kepada kita terkadang lebih banyak dilakukan untuk hal – hal yang tidak bermanfaat dan menjurus kemaksiatan . Namun disinilah Allah SWT memberikan nilai positif kepada saudara kita itu . Allah SWT tidak ingin jika orang – orang tersebut melihat hal – hal yang tidak bermanfaat dan akan di siksa di hari akhir nanti . Namun bukan hal itu yang akan saya sampaikan pada cerita saya kali ini .
Saudara kita itu sudah terbiasa berjalan kesuatu tempat tanpa harus tersesat dan dapat pulang kembali kerumahnya walaupun ia tidak melihat . Padahal banyak sekali hal – hal yang akan menghalanginya untuk dapat sampai ketempat tujuan . Seperti , jatuh ke suatu lubang , tersandung batu , membentur tembok , menabrak pagar , bahkan hal yang dapat mecelakan dirinya . Namun semua itu tidak menjadi halangan baginya . Mengapa demikian ? Kita bisa mengambil nilai positif dari cerita diatas .
Dalam hidup ini , kita selalu ditakutkan oleh sesuatu yang belum terjadi . Kita bisa mengibaratkan mimpi kita adalah tempat yang di tuju saudara kita . Dan rintangan yang akan menghalangi saudara kita untuk sampai ketempat tujuaannya adalah tantangan untuk mewujudkan mimpi kita . Kemauan untuk mewujudkan mimpi kita belum cukup jika tidak adanya keyakinan dalam mengarunginya . Adanya kemauan dari dalam diri adalah modal utama untuk mewujudkan mimpi kita . Kemauan dari dalam diri akan terwujud jika kita benar – benar menjalani dan merencanakannya dengan matang . Sehingga kita bisa dengan mudah mewujudkan mimpi kita . Sedangkan keyakinan adalah motivasi dari dalam diri kita bahwa kita akan menggapai mimpi kita .

Walaupun banyak sekali rintangan untuk mendapatkannya . Layaknya saudara kita tadi saat berjalan menuju suatu tempat , ia bisa saja tersesat , jatuh , bahkan mencelakakan dirinya . Namun walaupun begitu ia tetap yakin dan tegar , bahwa ia pasti dapat mencapai tempat tersebut . Begitu pula hidup ini , walaupun gagal ada di depan mata kita . Dengan keyakinan kita bisa meraih mimpi kita . Yakinlah Allah selalu bersama kita , Sehingga tidak ada rasa tiakut dalam diri kita . Yakinlah bahwa Allah akan menolong kita , dan akan mengulurkan tangan-Nya jika kita terjatuh .
Walaupun kita gagal menggapainya , ingatlah bahwa kita hanya terjatuh . Kita bisa bangkit kembali dan terus berjalan menuju mimpi kita .

Baca Selengkapnya......

Keberanian Mengubah Kehidupan

“Tears will not erase your sorrow; hope does not make you successful; courage will get you there.”
– Air mata tidak akan menghapus dukamu; berharap tidak akan membuatmu sukses; hanya keberanian yang bisa membawamu kesana. Johni Pangalila

Setiap hari kita mempunyai peluang yang menguntungkan, entah itu dalam skala kecil maupun besar. Bila kita cukup berani, maka peluang-peluang tersebut akan menjadi keberuntungan yang besar. Sebab keberanian akan menimbulkan aksi yang signifikan.

Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Aristotle mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the beginning of wisdom. Kemampuan menaklukkan rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan.”


Artinya, orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.

Beberapa abad yang silam Virgil mengatakan, “Fortune favors the bold. – Keberuntungan menyukai keberanian.” Marilah kita belajar dari para tokoh olah raga yang mempunyai prestasi berskala internasional, yaitu Carl Lewis, Michael Jordan, Marilyn King dan lain sebagainya. Mereka mempunyai keberanian yang tinggi untuk menepis segala kekhawatiran akan keterbatasan dalam diri mereka. Karena itulah mereka mampu berprestasi di bidang olah raga dan tampil sebagai tokoh yang berkarakter.

Kita juga mempunyai peluang yang sama besar di bidang yang sama ataupun di bidang lain, misalnya di bidang seni, politik, bisnis, ilmu pengetahuan, filsafat dan lain sebagainya. Tetapi apakah kita sudah mempunyai cukup keberanian menangkap peluang yang datang setiap hari itu dan mengubahnya menjadi prestasi hidup?

Hanya diri kita yang mampu mengukur apakah keberanian kita cukup besar? Marilyn King mengatakan bahwa keberanian kita secara garis besar dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu visi (vision), tindakan nyata (action), dan semangat (passion). Ketiga hal tersebut mampu mengatasi rasa khawatir, ketakutan, dan memudahkan kita meraih impian-impian.

Berdasarkan visi atau tujuan yang ingin kita capai, satu hal yang terpenting adalah kita harus menciptakan kemajuan. Menurut Vince Lombardi, seorang pelatih rugby ternama di dunia, upaya menciptakan kemajuan akan berjalan secara bertahap. Adanya perubahan menjadikan diri kita berani membuat kemajuan yang lebih besar. Karena itu Anthony J. D’Angelo menegaskan, “Don’t fear change, embrace it. – Jangan pernah takut pada perubahan, tetapi peluklah ia erat.” Maka perjelas visi, supaya berpengaruh signifikan terhadap keberanian.

Sementara itu, peluang datang terkadang dengan cara yang tidak terduga. Samuel Johnson mengatakan bahwa, “Whatever enlarges hope will also exalt courage. – Apapun yang dapat memperbesar harapan, maka ia juga akan meningkatkan keberanian.” Artinya, tindakan kerja untuk mengubah peluang akan meningkatkan harapan sekaligus keberanian memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik atau menanggung resiko kegagalan sekalipun. Jika sudah mengetahui secara pasti apa yang kita inginkan dan sudah melakukan tindakan, maka hal itu akan meningkatkan keberanian untuk tidak pernah menyerah sebelum benar-benar berhasil.

Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap tingkat keberanian adalah semangat (passion). Mungkin kita akan terinspirasi semangat seorang olah ragawan Carl Lewis. Dirinya tidak merasa khawatir atau takut akan mengalami kekalahan dalam pertandingan karena ia mempunyai semangat yang tinggi. Semangat Carl Lewis memompa keberaniannya melewati bermacam kesulitan, sehingga ia berhasil meraih 22 medali emas diantaranya : 9 dari olimpiade/Games, 8 dari World Championship, 2 dari Pan America Games.

Ayahnya adalah orang yang paling berjasa dibalik keberaniannya itu. Ayahnya adalah orang yang tidak pernah bosan memberikan dorongan motivasi. Sehingga ketika ayahnya meninggal dunia pada tahun 1987 akibat serangan penyakit kanker, Carl Lewis menguburkan salah satu medali emas dari perlombaan lari 100 m yang paling disukai ayahnya. Dia berjanji untuk mendapatkan kembali medali itu. Semangat Carl Lewis meningkatkan keberaniaannya menembus halangan, hingga ia kembali berhasil mengumpulkan 9 medali emas beberapa tahun kemudian.

Carl Lewis adalah salah satu contoh orang sukses. Ia mempunyai keberanian yang tinggi untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa atau tidak akan pernah dikerjakan oleh orang-orang yang biasa-biasa saja. Mereka konsisten menciptakan kemajuan terus menerus. Ekhorutomwen E.Atekha menerangkan, “All you need to keep moving is your ability to keep being courageous. – Segala sesuatu yang menggerakkan dirimu adalah kemampuanmu untuk memacu keberanian.” Mereka senantiasa mempunyai keberanian yang tinggi untuk mengubah kehidupan karena mereka mempunyai visi, melakukan aksi dan mempunyai semangat yang luar biasa.*

Sumber: www.resensi.net

Baca Selengkapnya......

Selasa, 02 Agustus 2011

Kisah Tentang Wortel, Telur dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

Baca Selengkapnya......

Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.

Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

Baca Selengkapnya......

Bagaimana Alam Menghibur Kita

Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita lupa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik datang membakar hari. Sebalkah anda?

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah anda?

Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut, tak apalah

Baca Selengkapnya......